Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu
faktor penting dalam pembangunan. Secara makro, faktor-faktor masukan
pembangunan, seperti sumber daya alam, material, dan finansial tidak akan
memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan rakyat tanpa
didukung oleh ketersediaan faktor SDM yang memadai, baik secara kualitas maupun
secara kuantitas.
Dalam
konteks mikro, sumber daya manusia adalah orang-orang yang bekerja dilingkungan
sebuah organisasi yang disebut pegawai, karyawan, personel, pimpinan/manajer,
pekerja, tenaga kerja, majikan buruh, dan lain-lain. Kualitas sumber daya
manusia ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, diantaranya
kesehatan dan kemampuan. Faktor kemampuan sebagai salah satu faktor penentu
kualitas SDM dapt dikembangkan melalui pendidikan. Jadi, pendidikan merupakan
upaya dalam proses pengembangan SDM (Maginson, Joy Mattews, dan Banfield,
1993).
A.
Pentingnya Peran Manajemen Sumber Daya Manusia bagi
Organisasi
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari
ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber
daya manusia dalam kegiatan organisasi. Hal ini dikarenakan dalam mencapai
tujuannya, organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola
sistemnya, dan agar sistem ini berjalan, dalam pengelolaanya diperlukan
beberapa aspek penting, seperti pelatihan, pengembangan, motivasi, dan
aspek-aspek lainnya.
1.
Sumber Daya Manusia Merupakan Aset Organisasi
Sumber daya manusia merupakan aset organisasi yang
sangat vital, sehingga peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber
daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak
dana yang disiapkan, tanpa sumber daya manusia yang profesional, semuanya tidak
bermakna (Tjutju, 2008).
2.
Peran Baru Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Peran MSDM adalah (1) melakukan analisis jabatan;
(2) merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon tenaga kerja; (3)
menyeleksi calon tenaga kerja; (4) memberikan orientasi dan pelatihan bagi
karyawan baru; (5) menata olah upah dan gaji; (6) menyediakan insentif dan
kesejahteraan; (7) menilai kinerja; (8) mengomunikasikan (wawancara,
penyuluhan, pendisiplinan); (9) pelatihan dan pengembangan; (10) membangun
komitmen karyawan.
3.
Kepentingan Manajemen Sumber Daya Manusia bagi
Manajer
MSDM penting bagi manajer untuk mencegah hal-hal
berikut: (1) mempekerjakan seseorang yang tidak sesuai dengan pekerjaan; (2)
mengalami perputaran karyawan yang tinggi; (3) memiliki karyawan yang tidak
kompoten; (4) perusahaan/ organisasi berurusan dengan pengadilan; (5)
perusahaan/ organisasi dibawah undang-undang keselamatan kerja; (6) memiliki
karyawan yang berpikir bahwa gaji mereka tidak adil; (7) membiarkan kekurangan
pelatihan, (8) praktik tenaga kerja yang tidak adil.
4.
Peran SDM sebagai Mitra Strategis
Peran SDM dalam perumusan strategi: (1) memainkan
peran sebagai pengamatan lingkungan; (2) posisi yang unik untuk memasok
inteligensi bersaing, yang mungkin bermanfaat dalam proses perencanaan
strategis; (3) berpartisipasi dalam proses formulasi strategi dengan menyuplai
informasi tentang kekuatan dan kelemahan internal perusahaan/ organisasi; (4)
kekuatan dan kelemahan sumber daya manusia memiliki satu efek pada kelangsungan
hidup dari pilihan strategis perusahaan/ organisasi.
B.
Manajemen Sumber Daya Manusia dan Kinerja Organisasi
Literatur MSDM secara umum menyatakan adanya
hubungan yang positif antara praktik dan kebijakan MSDM dengan kinerja
perusahaan selama beberapa dekade terakhir, banyak studi empiris yang
menunjukkan adanya hubungan positif antar komitmen tinggi atau kinerja tinggi
praktik dan kebijakan MSDM dengan kinerja perusahaan (Arthur, 1994; Delaney
& Huselid, 1996; Huselid, 1995; Huselid et al., 1997; MacDiffie, 1995).
1.
Menganalisis Hubungan Antara MSDM
Menganalisis hubungan antara MSDM berkomitmen tinggi
dan kinerja saat ini merupakan minat utama bagi penelitian dan kebijakan
perusahaan. Huselid (1995) mengadakan survei yang dilakukan pada kurang lebih
1.000 organisasi. Ia membagi praktik kerja berkomitmen tinggi dalam tiga
kelompok, yaitu keterampilan karyawan, struktur organisasional, dan motivasi
karyawan. Huselid juga menyimpulkan bahwa tingkat kembalian dan investasi
praktik MSDM berkomitmen tinggi adalah sangat substansial.
2.
Praktik MSDM (HRM Bundles)
Pfeffer (1998) menyoroti beberapa hal yang menjadi
fokus perhatian praktik kebijakan MSDM yang dilakukan oleh organisasi, yaitu
sebagai berikut.
a.
Kenyamanan
karyawan dan pasar tenaga kerja internal
b.
Proses seleksi
dan rekrutmen
c.
Pelatihan
ekstensif, learning, dan pengembangan
3.
Kebijakan Kompensasi pada Contingent Worker
a.
Pengukuran
faktor kebijakan MSDM
b.
HRM bundles
(kumpulan kebijakan MSDM)
4.
MSDM, Komitmen Organisasional, dan Kualitas
Pelayanan
Pitt et al., (1995), dalam sebuah survei dengan
karyawan kontrak pada organisasi jasa, menunjukkan adanya hubungan yang moderat
antara komitmen perusahaan dan kualitas pelayanan. Hal ini penting untuk
memperkuat dugaan bahwa karyawan akan menunjukkan komitmen untuk menyediakan
kualitas jasa tanpa berkomitmen terhadap organisasi. Beberapa karyawan mungkin
memiliki komitmen untuk memberikan kualitas pelayanan yang tinggi kepada para
konsumen perusahaan/ organisasi, tetapi memiliki komitmen yang rendah pada perusahaan
mereka.
5.
Perilaku Melayani, Kepuasan Konsumen, dan Kinerja
Dalam memanfaatkan pelayanan, pelanggan berusaha
untuk mencari kehadiran layanan dalam setiap interaksinya dengan penyedia jasa
pelayanan (Zeithaml, 1996). Kehadiran pelayanan ini merupakan gambaran kualitas
kerja penyedian layanan jasa. Apabila kualitas pelayanan meningkat, pelanggan
akan merasa puas dan hal ini menggambarkan peningkatan kinerja organisasi.
C.
Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam
usaha pencapaian tujuan perusahaan/ organisai, permasalaha yang dihadapi
manajemen bukan hanya pada bahan mentah, alat-alat kinerja, mesin produksi,
uang, dan lingkungan kerja, melainkan juga menyangkut karyawan (sumber daya
manusia) yang mengelola faktor produksi tersebut. Akan tetapi, perlu diingat
bahwa sumber daya manusia, sebagai faktor produksi, seperti halnya faktor
produksi yang lainnya, merupakan masukan (input)
yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output). Tantangan –tantangan yang dihadapi manajemen sumber daya manusia
adalah tantangan eksternal, tantangan internal, dan tantangan global.
D.
Manajemen Sumber Daya Manusia pada Masa Datang
Dalam menghadapi
besarnya tantangan dalam manajemen SDM, salah satu upaya dan strategi untuk
meningkatkan peran dan fungsi SDM adalah menetapkan standar yang lebih tinggi
dari yang telah mereka miliki hingga saat ini. Peran baru yang harus dimainkan
oleh fungsi SDM dan para praktisinya, agar memberikan hasil dan menciptakan
keuntungan dari keberadaan mereka didalam perusahaan/ organisasi, yaitu sebagai
berikut.
1. Mitra
Bisnis Strategis
2. Ahli
Dibidang Administrasi
3. Pendukung
dan Pendorong Kemajuan Karyawan
4. Agen
Perubahan
5. Sasaran
yang Jelas
6. Jejaring
SDM
7. Terbuka
Terhadap Informasi Baru
8. Memberikan
Pelayanan yang cepat
9. Menyelenggarakan
Program Pelatihan Secara Berkala
10. Pengembangan
Sistem SDM Secara Inovatif.
0 komentar:
Posting Komentar